Minggu, 24 Januari 2021

Pengaruh Industry Megashift dalam Dunia Konstruksi

 

(Sumber : pinterest)

CRITICAL THINKING AND PROBLEM SOLVING

Natasya Adelia Zehra
30201800146
Sipil C'18

Problem 2:

Bagaimana dunia konstruksi menghadapi Industry Megashift terutama pada tingkat Macro? Jelaskan dengan memberikan contoh di lapangan dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. Sebutkan pula kemungkinan pelaksanaan dari segi islami.

How to Solve?

Dunia konstruksi termasuk salah satu bidang yang tak luput dari pengaruh Industry Megashifts. Sektor jasa konstruksi sebagai bagian dari pelaku ekonomi merasakan dampak yang sangat besar atas wabah Covid-19. Elemen pelaksanaan konstruksi seperti material, tukang, peralatan, transportasi, waktu, dan mobilitas terkait langsung dengan wabah Covid-19 sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian, sementara pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing nasional di tingkat regional dan global, serta mereduksi disparitas pembangunan antara wilayah barat-timur dan antar wilayah.


Implementasi Manajemen Keselamatan Konstruksi dalam pandemi Covid-19 mesti dilaksanakan untuk menghindari dan mencegah para pekerja konstruksi dari  dampak yang yang mungkin timbul dari Virus Corona baik dampak kesehatan dan dampak ekonomi yang merugikan. Kesiapsiagaan dalam penerapan Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19 dalam Penyelenggaraan Manajemen Keselamatan Konstruksi ini dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan jasa konstruksi tetap berjalan secara efektif dan efisien, serta tidak mengganggu pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.


Walaupun tahun 2020 terjadi penurunan kegiatan konstruksi, dapat diprediksi konstruksi akan mengalami lonjakan pada tahun 2021 karena ekonomi berangsur- angsur pulih dan pembangunan infrastruktur “digenjot” kembali. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan para pekerja saat situasi berjaga (just in case) diperlukan adanya fasilitas kesehatan yang mumpuni di lapangan.


Selain itu, Industry Megashifts 2021 menuntut adanya Era Digitalisasi Konstruksi, di mana BIM (Building Information Modelling) sebagai produk teknologi digital untuk infrastruktur dapat menjadi solusi. Pemanfaatan BIM yang maksimal dapat mengurangi waste dan perencanaan juga pelaksanaan konstruksi menjadi lebih efisien dan produktif.


Pembangunan infrastruktur- infrastruktur yang semakin pesat pada era Industry Megashift harus selalu terjamin mutu atau kualitas bangunan tersebut. Bagaimana sebenarnya mengelola infrastrutur berbasiskan pemahaman akan islam yang syamil wa mutakamil (menyeluruh dan sempurna)? Ternyata Rasulullah pun sudah mencontohkan. Satu kali seorang muslim meminta Rasulullah intervensi harga karena telah terjadi kenaikan  harga barang. Rasulullah mengatakan tak mungkin intervensi terhadap harga. Yang kemudian dilakukan oleh Rasulullah adalah mengatur distribusi barang, memperbaiki infrastruktur supaya arus barang normal. dengan pasokan yang normal maka segala sesuatu di pasar akan kembali pada titik keseimbangan. Infrastruktur memang merupakan hal yang sangat penting dan mendapat perhatian besar dari Rasulullah Muhammad SAW.


Selain integritas moral, diperlukan juga penerapan teknologi pembangunan infrastruktur yang tepat guna untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Salah satu contoh penerapan teknologi pembangunan infrastuktur yang tepat guna adalah pengelolaan sumber daya air di darat. Adalah sebuah ironi, ketika negeri ini yang sepanjang tahun selalu disinari oleh matahari, dan hanya mempunyai dua musim, mengalami kekeringan air bersih. Bukankah Allah telah menyeimbangkan alam ini, menurunkan hujan, mengatur angin, agar dari air yang turun itu Ia menghidupkan bumi sesudah matinya!?


Bidang konstruksi merupakan bidang yang mempengaruhi kehidupan tidak hanya satu dua orang namun banyak orang sekaligus. Sehingga untuk mengelolanya diperlukan orang-orang yang tidak hanya memiliki kecakapan teknis yang baik, namun juga memiliki integritas moral yang baik pula.


Daftar Pustaka:

Infrastuktur Berbasiskan Nilai Islam : Urgensi Penerapan Konsep Pembangunan Infrastruktur dan Teknologinya Untuk Kemajuan Umat – seribu matahari untuk dunia (wordpress.com)

Harus Bagaimana Jika Terjadi Masalah Pembebasan Lahan dalam Pembangunan Proyek Giant Sea Wall?

 

(Sumber: pinterest)

Critical Thinking and Problem Solving

Natasya Adelia Zehra
30201800146
Sipil C'18

Problem 1 :

    Sebuah proyek konstruksi memiliki permasalahan pembebasan lahan, padahal pembangunan harus segera dilaksanakan. Lokasi proyek berada di perkampungan nelayan dan akan dibangun Giant Sea Wall. Selain masalah pembebasan lahan, penduduk setempat juga terancam kehilangan mata pencaharian sebagai petani tambak karena lokasi tambak terdampak pembangunan Giant Sea Wall. Bagaimana anda menyelesaikan permasalahan ini? Gunakan peraturan AMDAL sebagai acuan, dan untuk menyelesaikannya gunakan Collaborative Decision Making Process.

How to Solve?

Pembangunan merupakan perubahan yang terencana menuju suatu perbaikan. Pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas seluruh aspek kehidupan masyarakat yakni aspek sosial, budaya, politik, dan ekonomi guna mewujudkan kesejahteraan sosial (Amalia dan Malihah, 2016). Namun, proses pembangunan tidaklah selalu mulus seperti yang diharapakan. Tidak sedikit permasalahan bahkan konflik terjadi bahkan sebelum pembangunan dimulai. Salah satunya yaitu permasalahan pembebasan lahan.

Pembebasan lahan merupakan tahapan paling krusial dalam proses pembangunan. Jika tahapan ini tidak segera diselesaikan, maka akan menghambat tahapan-tahapan selanjutnya dan terjadilah keterlambatan proyek. Hal ini tentu merugikan banyak pihak termasuk kontraktor. Padahal menurut Kamaruzzaman (2012), Time merupakan salah satu unsur utama dalam sebuah proyek selain Cost, Quality, dan Quantity, yang menentukan efektif tidaknya suatu proyek.

Seperti halnya yang terjadi pada proyek pembangunan Giant Sea Wall yang berlokasi di perkampungan nelayan. Masalah pembebasan lahan jelas menjadi sebuah polemik baik bagi warga terdampak yang notabene bermatapencaharian sebagai nelayan maupun bagi pengamat yang tidak terdampak. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Ada yang diuntungkan, tidak sedikit pula yang dirugikan. Para nelayan tentu akan menuntut ganti “untung” terhadap kehilangan sumber utama mata pencaharian mereka dan dampak yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Namun, bagi para pengamat yang tidak terdampak secara langsung juga para investor, melihat ini sebagai proyek yang menguntungkan. Selain dapat mencegah terjadinya banjir, Giant Sea Wall akan memunculkan peluang usaha baru. Peluang usaha baru itu antara lain adalah jasa wisata bahari, perdagangan barang dan jasa untuk keperluan masyarakat setempat dan lain sebagainya (Zulham, et al, 2014).

Untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan dengan segera, ada beberapa hal yang bisa diupayakan antara lain:

  • Riset lebih lanjut

    Diperlukan riset lebih lanjut mengenai kondisi keluarga para nelayan, seperti pekerjaan istri nelayan, kegiatan anak nelayan apakah bersekolah atau ikut membantu bekerja sebagai nelayan. Selain itu perlu riset lokasi relokasi yang prospektif dan menjamin kesejahteraan masyarakat terdampak.

  • Studi Kelayakan / AMDAL

    Risiko Studi Kelayakan / AMDAL pada prinsipnya menjadi penentu keberlangsungan suatu proyek, sehingga apabila beberapa asumsi tidak terpenuhi dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak layak dan harus dibatalkan (Sandhyavitri dan Saputra, 2013).

  • Sosialisasi

    Diperlukan pendekatan Socio Engineering, yaitu sebuah pendekatan terhadap kelompok tertentu, dimana kita mempunyai suatu maksud terhadap kelompok tertentu itu. Pendekatan yang dimaksud disini adalah pendekatan secara interpersonal, dengan mengenal lebih dalam lagi, dan memahami maksud serta keinginan kelompok tersebut agar ditemukan titik temu antara keinginan dan maksud kita, serta keinginan dan maksud kelompok tersebut. Dalam pendekatan ini diperlukan adanya kemampuan serta seni untuk memahami (Hermawan, dkk. 2011).

  • Negoisasi

    Setelah memahami dan mengerti tuntutan nelayan yang berbeda-beda walaupun tetap ganti untung, diperlukan negoisasi yang cermat. Meskipun bagi owner terlihat berat di awal, penulis yakin keuntungan yang diperoleh setelah proses pembangunan Giant Sea Wall selesai akan jauh lebih besar daripada pengeluarannya melihat potensi-potensi peluang usaha baru yang akan muncul nantinya.

  • Edukasi

    Tanggung jawab owner tidak boleh hanya sampai pembangungan proyek selesai, tetapi juga turut berkontribusi kepada masyarakat terdampak pasca proyek. Bisa dengan memberi pelatihan, pendampingan, dan asistensi. Dukungan pelatihan dan asistensi tersebut harus sesuai dengan potensi usaha baru yang tumbuh, sehingga akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat (Zulham, A., 2014).

  • Pengelolaan yang Baik

    Perlunya kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam berkontribusi yang bersinergi mengelola Giant Sea Wall dengan baik sangatlah penting agar konstruksi ini dapat melayani masyarakat dalam jangka waktu yang lama.


Daftar Pustaka :

Amalia, M., & Malihah, E. (2016). Konflik Pembebasan Lahan Pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado. SOSIETAS6(2).

Hermawan, F., Kistiani, F., & Santoso, T. D. (2011). Pengaruh Pembebasan Lahan Terhadap Risiko Proyek Konstruksi (Studi Kasus Social Engineering Proyek Jalan Tol Ruas Semarang Bawen). Teknik32(2), 88-94.

Kamaruzzaman, F. (2012). Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil12(2).

Sandhyavitri, A., & Saputra, N. (2013). Analisis Risiko Jalan Tol Tahap Pra Konstruksi (Studi Kasus Jalan Tol Pekan Baru-Dumai). Jurnal Teknik Sipil9(1), 1-19.

Zulham, A. (2014). PEMBANGUNAN GIANT SEA WALL: BERMANFAATKAH BAGI MASYARAKAT PERIKANAN?. RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan1(3), 129-134.

Zulham, A., Z, Nasution., R, Muhartono., Nurlaili., F, Nurpriatna. 2014. Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Pembangunan Giant Sea Wall. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanana. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. [Unpublished].

Apa itu Bangunan?

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan ma...